Iniriau.com, PEKANBARU - Erwin Aksa yang merupakan ponakan Wakil Presiden Jusuf kalla secara terang-terangan menyatakan dukungannya kepada pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno dalam Pilpres 2019 ini.
Meski berbeda pilihan dengan JK, Erwin Aksa saat menyambangi Kota Pekanbaru, Rabu (27/3/2019), menyebutkan alasannya mendukung Sandiaga Uno yang merupakan rekannya sesama pengusaha.
"Bagaimanapun kami (pengusaha) ingin adanya suatu representasi dari para pelaku usaha karena memang seorang pengusaha tau bagaimana penyelesaian ekonomi, penyelesaian sesuatu dengan cepat dan tepat. Apalagi tantangan ekonomi kedepan semakin berat," ucap Erwin yang merupakan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini.
Erwin yang juga Politisi Golkar menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus punya kalkulasi ekonomi yang tepat untuk menumbuhkan iklim usaha di Indonesia. Dia mencontohkan figur sang paman, Jusuf Kalla yang memiliki cara berpikir logis dan perhitungan yang baik.
"Tantangan kedepan semakin berat, kita tidak melihat tanda-tanda ekonomi global maupun Indonesia akan membaik, yang paling kita lihat investasi asing dan swasta. Kemudian khususnya sektor property. Semua pelaku usaha pada ngeluh karena daya beli menurun," ucapnya.
"Saya rasa Sandiaga Uno sebagai seorang pengusaha pasti punya ide dan kreatifitas untuk membangun perekonomian Indonesia," ucapnya.
Namun begitu, Komisaris Utama Bosowa Corporation ini mengatakan alasan persahabatan yang menjadi landasan utamanya mendukung Sandiaga Uno.
"Persahabatan yang menjadi dasar saya dan teman-teman semua (pengusaha) mendukung Sandiaga," ucapnya.
Ketika disinggung mengenai, pembangunan infrastruktur yang digiatkan selama pemerintahan Jokowi. Erwin menanggapi efek domino terhadap perekonomian yang menjadi parameter keberhasilan dari pembangunan tersebut.
"Kalau berbicara infrastruktur ini kan jangka panjang. Multifierefeknya terhadap ekonomi, kalau kawasan ekonomi turut muncul karena adanya perpindahan pusat ekonomi dari kota ke tempat lain. Kemudian munculnya banyak pabrik-pabrik ini menjadi tolak ukur keberhasilan," ucapnya.
"Semangat pembangunan infrastruktur bagus dari Presiden ke Presiden, tapi ingat cina bagun infrastruktur begitu cepat. Nah, sekarang justru ekonominya lambat, karena gak ada lagi yang dibangun sama cina. Makanya harus diimbangi supaya sama-sama tumbuh," ujarnya. (diana)